Semua olahraga beladiri memiliki risiko cedera. Kondisi ini merupakan
kondisi yang sangat dihindari. Karena pada saat cedera, disamping timbulnya rasa ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, pada sebuah pertandingan akan menyebabkan kualitas dan performa
atlet di lapangan akan menurun.
Secara umum ada dua jenis cedera dalam berolahraga. Cedera langsung (traumatic
injury) maupun tidak langsung (overuse injury).
Traumatic injury
yaitu cedera yang timbul langsung pada sa'at melakukan suatu gerakan, sehingga dapat dilihat dengan jelas penyebabnya. Misalnya jatuh, salah
gerak, benturan, dan lain-lain sehingga menyebabkan robekan/putusnya jaringan
lunak (soft tissue) seperti ligamen, otot, tendon hingga terjadinya
fraktur (patah tulang). Pada kondisi yang seperti ini, diperlukan penanganan
medis professional seperti dokter atau fisioterapis.
Overuse injury
yaitu cedera yang timbulnya tidak langsung/ berlahan-lahan, diakibatkan karena tekanan berulang-ulang biasanya
diakibatkan karena pemakaian berlebihan atau terlalu lelah. Berhubungan dengan beratnya beban
latihan, istirahat yang kurang, perawatan cedera sebelumnya yang kurang tepat
serta persiapan dalam pertandingan seperti warming up, stretching dan cooling
down setelah pertandingan yang kurang maksimal dan efektif.
Pada saat cedera, tubuh meresponnya dengan tanda-tanda peradangan dari
dalam tubuh seperti rubor (kemerahan), tumor (bengkak), kalor
(panas), dolor (nyeri) serta functiolesa (penurunan fungsi).
Respon tersebut bertujuan untuk memulihkan jaringan yang cedera.
Pembuluh darah di tempat yang mengalami cedera akan melebar (vasodilatasi)
dengan maksud untuk mengirim lebih banyak nutrisi dan oksigen supaya
mempercepat penyembuhan. Adanya pelebaran pembuluh darah ini menyebabkan tempat
yang cedera menjadi lebih terlihat kemerahan (rubor), dan darah yang banyak ini
akan merembes dari kapiler menuju ruang antar sel sehingga akan terlihat
bengkak (tumor). Karena banyaknya nutrisi dan oksigen sehingga metabolisme
meningkat dengan sisa metabolisme berupa panas (kalor). Tumpukan sisa
metabolisme dan zat kimia lainnya ini akan merangsang syaraf perasa nyeri di
tempat yang cedera sehingga timbul nyeri (dolor). Semuanya akan mengakibatkan
penurunan fungsi sendi (functiolesa).
Penyebab timbulnya cedera bisa karena sebab-sebab yang berasal dari luar (External violence) ataupun sebab-sebab yang berasal dari dalam (Internal violence).
External violence
Adalah cedera yang timbul/ terjadi karena pengaruh atau sebab yang berasal
dari luar, misalnya:
* Karena kontak/ benturan langsung, baik karena pukulan, tendangan,
bantingan ataupun kuncian.
* Karena alat-alat ataupun senjata yang digunakan.
* Karena kondisi lapangan atau tempat yang tidak memenuhi syarat sehingga membuat
terpeleset, terbentur pada lantai yang keras.. dll.
Internal violence
Adalah cedera yang timbul/ terjadi karena pengaruh atau sebab yang berasal
dari dalam, misalnya:
* Cedera karena koordinasi otot-otot dan sendi yang kurang sempurna,
sehingga menimbulkan gerakan-gerakan yang salah, sehingga menimbulkan cedera.
* Kurangnya pemanasan, kurang konsentrasi
ataupun dalam keadaan fisik dan mental yang lemah.
* Karena tekanan atau gerakan
berulang-ulang, yang berlebihan (lebih dari biasanya/ melebihi kemampuan).
cedera yang sering terjadi pada olah raga beladiri bisa hanya ringan,
seperti:
* Lebab, memar.
* Perdarahan pada hidung, perdarahan pada sudut mulut .
Atau cedera yang parah, seperti :
* Fraktur (Patah tulang) pada rahang, tangan, kaki dan tulang iga.
* Bergeser atau terlepasnya engsel/ sendi.
* Pecahnya organ dalam seperti hati, limpa dan organ-organ berongga.
* Cedera pada kepala, yang menyebabkan gangguan konsentrasi, penurunan
kesadaran, pingsan ataupun gegar otak. Bahkan pendarahan otak yang bisa
menyebabkan kematian.
(Diolah dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar