RM Harimurti, lahir pada tahun 1905, adalah cucu Hamengku
Buwono VII dari GPH Tejokusumo dan Ray Mangkorowati. Ia tumbuh sebagai
anak yang tertarik untuk belajar Olah kanuragan (seni beladiri). Ketika ia
dewasa, ia mengajar Pencaksilat kepada masyarakat di Pendopo Ndalem
Tejokusuman. Selama waktu itu, gaya seni bela diri ini dikenal sebagai
Pencak Tejokusuman.
Pada tahun 1932, dia mendelegasikan perguruannya ke Bapak
Suko Winadi, yang diformalkan perguruan ini sebagai PerPi (Persatuan Pencak
Indonesia), yang kemudian berganti nama menjadi PERPI (Perguruan Pencak
Indonesia) dan akhirnya dikenal sebagai PERPI Harimurti. Bapak Suko Winadi
juga dikenal sebagai guru besar ke 2 dari perguruan ini.
Meskipun ia telah mendelegasikan perguruan nya ke Bapak
Suko, RM Harimurti tidak benar-benar
pensiun dari aktivitasnya untuk mengajar pencak. Beberapa kali, ia
langsung mengajarkan murid-muridnya.
RM Harimurti pada
akhir hayat nya dikenal sebagai Komandan dari Pasukan Pengawal Keraton
Jogjakarta dan juga sebagai dukun atau penyembuh spiritual dan paranormal. Namun,
ia selalu keberatan jika orang mengenalinya sebagai paranormal atau dukun. Dia
meninggal pada tanggal 18 September 1962 dan dimakamkan di Pemakaman Pakuncen.
Di bawah kepemimpinan guru besar ke 2, Bapak Sukowinadi, perguruan
Harimurti menjadi lebih populer sejak partisipasinya
untuk membentuk Ikatan PencakSilat Seluruh Indonesia (IPSI). Bapak Suko
Winadi lahir di 23 Oktober 1915 di Sawahan, Bantul, Jogjakarta.
Namanya diberikan adalah Raden Sukamdi. Dia belajar
Pencak dari teman ayahnya, RM Harimurti. Pada tahun 1932 RM Harimurti
memberinya izin untuk meresmikan perguruan sebagai PerPi. Sebelum revolusi
kemerdekaan, Bapak Suko itu dikenal sebagai Pendekar besar. Menurut Bapak
Suharmadi (sepupu Bapak Suko s), Bapak Suko melawan sepuluh tentara Jepang dan
mengalahkan mereka.
Dalam era revolusi Bapak Suko bersama dengan TNI (Tentara
Nasional Indonesia) dan melakukan tugasnya dalam pertempuran di Ambarawa
sebagai perwira di Brigade ke-10 TNI. Setelah berakhirnya perang, dia
bekerja di militer sebagai petugas Polisi Militer. Meskipun ia berdinas di
militer, ia masih mengajar pencak silat dengan asistennya Bapak Tarsono yang
adalah seorang master senior PERPI Harimurti di masa kini.
Di bawah kepemimpinan Bapak Suko, PERPI Harimurti diajarkan
di militer. Bapak Tarsono diutus untuk melatih RPKAD (sekarang Kopassus,
Special Force) di Surakarta, pelatihan militer unit di Yonif 403 di Jogjakarta
dan perguruan ini juga mengirimkan guru Pencak
untuk melatih seni bela diri di Kodam
Iskandar Muda.
Pada tahun 70-an, nama PERPI Harimurti dikenal baik di industri film karena perannya
dalam beberapa film membuat misalnya "November 1828" dan "Api Di
Bukit Menoreh". Dalam usia tuanya, Bapak Suko mengelola Perguruan dan
melatih siswa dalam sasana kecilnya (training hall) di belakang rumahnya di
Jalan Veteran No 13 Yogyakarta. Dia memiliki banyak siswa dari Indonesia
dan juga dari Eropa khususnya dari Austria. Dia meninggal pada tanggal 26
Juni 2004 dan dimakamkan di dekat rumah masa kecilnya di Sawahan, Bantul.
Sumber : perpiharimurti.wordpress.com
2 komentar:
pak suko salah satu guru silat idola saya..
1986-1990 belajar di Yogya bersama pak Suko
Posting Komentar