Perguruan Pencak Silat BEKSI

lambang perguruan pencak silat beksi
Seperti halnya produk budaya pada umumnya, ilmu beladiri seringkali tercipta atau terbentuk serta berkembang oleh keadaan, situasi maupun kondisi masyarakat suatu daerah.  Demikian juga dengan aliran ilmu seni beladiri BEKSI merupakan aliran seni beladiri yang dibawa dari negeri China yang dikembangkan dan diexplorasi di lingkungan komunitas masyarakat etnis Betawi.

Silat Beksi diciptakan Lie Cheng Oek, warga keturunan China yang tinggal di Kampung Dadap, Tangerang, Banten. Lie adalah seorang pendekar silat beraliran Shaolin Utara di China. "Beliau diakui bersama sebagai guru besar yang pertama di Indonesia. Tepatnya di wilayah Tangerang dan Jakarta yang daerahnya dihuni oleh komunitas masyarakat etnis Betawi," ujarnya.Ilmu Lie Cheng Oek diturunkan ke anaknya Lie Tong San, dan lalu diturunkan lagi ke cucunya, Lie Gie Tong.

Selain itu, Lie Cheng Oek juga punya beberapa murid lain yaitu Ki Marhali, Engkong Haji Ghozali dan Engkong Haji Hasbullah. Lie Gie Tong pun mengakui ketiga orang ini sebagai pewaris ilmu sang kakek. Pencak silat Beksi banyak berkembang di Jakarta Selatan seperti di Cipulir, Kebayoran Lama, ada juga di Bintaro, Karawang dan Bekasi.

Dari segi harfiahnya, kata 'Beksi' aslinya berasal dari bahasa China, Bek berarti pertahanan, Si berarti empat. Sehingga Beksi berarti empat pertahanan. Namun ada juga yang mengatakan bahwa kata “BEKSI” diadopsi dari campuran 2 (dua) bahasa, yaitu bahasa Belanda dan bahasa China.
Beck      : berarti pertahanan
Shie        : berarti empat, yang bermakna 4 penjuru mata angin
Sehinga sesuai dengan namanya, maka jurus-jurus dari ilmu seni beladiri Beksi dilakukan dan diperagakan dengan cara menghadap ke empat penjuru mata angin. Sedangkan kata BEKSI itu sendiri juga merupakan singkatan dari: “Berbaktilah Engkau Kepada Sesama Insan”.

Ilmu seni beladiri BEKSI dalam perkembangan sejarahnya memang tidak terlalu signifikan dan seluas sebagaimana ilmu seni beladiri lainnya. Hal tersebut dikarenakan pada methode awal pengembangannya masih menggunakan methode tradisional. Selain itu pula, tujuan awal diajarkannya ilmu seni beladiri BEKSI adalah sebagai perisai untuk menjaga diri dan alat untuk mempertahankan bangsa dan negara dari serangan kaum penjajah Belanda.

Seiring dengan berkembangnya zaman, selaras dengan lajunya arus globalisasi, maka methode tradisional yang dahulu digunakan dalam menyebarkan dan mengajarkan ilmu seni beladiri BEKSI lambat laun semakin dikembangkan dan diexplorasi dengan maximal. Hal tersebut dapat terlihat dari kemasan dan tampilan jurus dengan methode pembelajaran dan pelatihan yang lebih modern dari sebelumnya.

Kesemuanya itu bertujuan agar methode pembelajaran dan pelatihan dapat dikemas secara lebih sistematis dan terukur sehingga dapat lebih mudah dicerna dan dimengerti serta bermanfaat bagi siapa saja yang ingin memperdalam ilmu seni beladiri BEKSI. 

Saat ini Perguruan Pencak Silat BEKSI telah mengalami beberapa pergantian kepengurusan dan telah mampu berkiprah lebih jauh ke depan dengan konsep dan methode pelatihan yang lebih fresh dari sebelumnya. Hal tersebut seiring dengan banyaknya permintaan dan kegiatan-kegiatan yang telah disukseskan oleh Perguruan Pencak Silat BEKSI dalam upaya terus melestarikan dan membudidayakan warisan seni dan budaya tradisional sebagai aset bangsa yang perlu untuk terus dipelihara dan ditumbuhkembangkan keberadaannya.


Sumber :
* silatbeksi.blogspot.com
* silat-beksi.com
* beksi.webs.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenji Goh

"... Takutlah dengan orang yang hanya MENGUASAI satu jurus"