Sejarah Kei Shin Kan

Okinawa adalah daratan yang terbesar di antara kepulauan Ryukyu yang terbentang dari Jepang sampai Taiwan, luasnya kira-kira 460 mil terletak kira-kira 300 mil ke Selatan dari Ujung Selatan daratan utama, 300 nautical mil Utara Taiwan dan 400 nautical mil sebelah Timur Cina. Disini arus panas dari Laut Kuning, Laut Cina Timur dan Pasifik bertemu. Di pulau Okinawa inilah pertama kali lahir apa yang kemudian disebut KARATE.


    Pada abad XV Okinawa mengalami pembauran kebudayaan dengan negara-negara Asia dan Te berkembang juga menyerap aspek-aspek seni yang cocok dari beberapa Negara termasuk Cina, sehingga timbul dugaan bahwa Karate berasal dari daratan Cina. Sesungguhnya ada perbedaan antara Te dengan seni beladiri Cina yang dilukiskan baik dalam bentuk puisi maupun sejarah seni beladiri.

Di daerah Okinawa terkenal beladiri yang disebut Shuri-Te. Naha-Te dan Tomari-Te, tetapi di luar Okinawa orang-orang Jepang menyebutnya dengan Okinawa-Te. Di daerah Shuri terkenal dengan tokohnya Ankoh Yasutsune Itosu yang melatih sejumlah karateka-karateka istimewa yang diantaranya adalah Kensu Yabu, Chomo Nagasino, Gichin Funakoshi , Chotoku Kyan, Kenwa Mabuni, Shinpan Gusukma, Moden Yabiku, Chosin Chibana, Kiyatake dan Kanken Tiyama.

Kanken Toyama pernah menjadi instruktur pembantu terbaik selama bertahun-tahun, disamping itu pernah belajar pada tokoh Naha-Te Higaonna Kanryo dan Chosin Chibana ahli Kobujutsu dari Shuri. 
Di daerah Shuri inilah mula-mula terlihat adanya bentuk beladiri KATA atau keserasian jurus-jurus yang cepat , kuat dan lincah. Ciri-ciri inilah yang selanjutnya menjadi dasar gerakan KEI SHIN KAN .

Di daerah Naha bentuk KATA atau keserasian jurus-jurus  yang dimiliki berbeda, yaitu kokoh dan berakar. Di daerah ini terkenal dengan tokohnya yang bernama Higaonna Kanryo. Ia mempunyai murid istimewa bernama Choyun Miyagi.

    Di daerah Tomari terkenal dengan tokohnya yang bernama Whichi. Bentuk latihannya tidak jauh berbeda dengan gaya Shuri tetapi semu pengikutnyanya menyebut dengan gaya Whichi-Ryu.

Berhubung tiap bagian tertutup bagi bagian yang lain , maka Karate mengalami perkembangan dalam bentuk yang berbeda-beda. Tokoh dari Shuri-Te yaitu Ankoh Yasutsune Itosu dan tokoh dari Naha-Te Higaonna Kanryo memiliki keyakinan pada ajaran-ajaran lama yang mengatakan bahwa banyak cara untuk melakukan Karate-do dan untuk mencapai puncak seni keberanian / keperkasaan ini, keduanya tidak membentuk gaya / aliran meskipun puncak mereka berbeda dalam banyak aspek. Suatu lagu rakyat Okinawa mengatakan : Walau kita mengambil jalan-jalan yang berbeda unutk mencapai gunung kayu, masing-masing dari kita mencapai tujuan dan menghargai / menyanjung bulan bila kita sampai ke puncak.

Lagu tersebut mempunyai arti, kita dapat mencapai tujuan yang sama dalam mempelajari apapun yang kita pilih. Tujuannya tidaklah membedakan antara gaya-gaya dalam filosofi / filsafat yang mendalam., tetapi mereka mengambil sesuatu yang umum.

Salah seorang tokoh Ankoh Yasutsune Itosu dari Shuri yag terkenal dalam sejarah perkaratean yang juga tidak membuat gaya / aliran tersendiri adalah Kanken Toyama yang lahir di Shuri Okinawa tahun 1888 dan meninggal dunia pada tahun 1966. Kanken Toyama dating ke daerah Miguro Tokyo untuk memberiikan latihan secara umum. Karatenya diberi nama Shodokan, Shodokan bukanlah sebuah aliran tetapi hanya sebuah nama alamat. Alasan dia tidak membuat gaya / aliran tersendiri adalah bahwa di dalam Karate perkembangannya tidak terbatas. Seni beladiri itu adalah seseuatu yang hidup dan berkembang serta merupakan proses pembinaan yang tidak pernah berakhir. Gaya / aliran itu sangat terikat dengan pendiri masing-masing atau sekolah sekolah, sehinggan membatasi perkembangan seni beladiri Karate dan dapat merugikan pengikut seni keberanian / keperkasaan ini.

Semua KATA yang dipertandingkan di dunia berasal dari 3 daerah Okinawa tersebut yaitu Shuri-Te, Naha-Te dan Tomari-Te. Setelah meninggalnya para penemu Karate tersebut, murid-muridnya sebagian mendirikan aliran Karate dan memodifikasi jenis KATA untuk kepentingan perguruannya. Akhirnya bentuk ciri-ciri iniah yang menjadi kiblat dunia perkaratean sekarang. 
Kita patut merenungi pemikiran Tei Junsoku, seorang sarjana kenamaan di Okinawa yang lahir tahun 1663 dan sering disebut Nago Oyakata  pernah membuat sajak ketika ia melihat pertunjukan tradisional Okinawa-Te yang disebut TOTE . Ia menulis sajak yang menyebutkn bahwa dalam kehidupan manusia, Te sangatlah berguna.

Bagaimanapun juga, kamu bolah melebihi atau mengungguli seni TE dan berusaha keras untuk mempelajarinya , tetapi yang lebih penting dari semu itu adalah kelakuanmu dan perikemanusiaan sebagai pandangan dalam kehidupan sehari-hari.

    Di antara murid-murid Kanken Toyama yang paling menonjol dan memiliki keistimewaan adalah MASANAO TAKA ZAWA yang mana orangtuanya adalah teman dekat Kanken Toyama. Masanao Takazawa berlatih Karate hingga mencapai tingkatan DAN IX Hanshi Karate, Judo DAN VI, Kendo DAN V, Aikido V, Iaido DAN V, serta Kodachi.

Kemudian MASANAO TAKAZAWA mendirikan perguruan Karate KEI SHIN KAN. Kei Shin Kan bukanlah suatu gaya / aliran, tetapi merupakan nama sebuah tempat latihan di depan stasiun kereta api di Takashima Daira-Tokyo, dilantai IV dan hingga sekarang digunakan sebagai pusat laihan International KEI SHIN KAN Karate Association. Adapun nama Kei SHIN KAN mempunyai arti tersendiri, yaitu : 
KEI       berarti kerendahan hati , 
SHIN   berarti hati dan Jiwa, 
KAN berarti balai / tempat latihan ( tempat mencari kesempurnaan hidup melalui Karate ) 
KEI SHIN KAN mengajarkan untuk menghormati diri , menghormati orang lain yang patut dihormati dan membantu membentuk keyakinan dalam kesanggupan membela diri sertamenghindari kekerasan ( bukan berarti takut dan menghindarkan diri dari perkelahian melawan kejahatan ) . 

Sejarah KEI SHIN KAN telah berlangsung selama setengah abad lamanya di Negara asalnya dan telah menyebar ke berbagai Negara yang jauh termasuk Indonesia.



Sumber : http://keishinkan-id-su.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenji Goh

"... Takutlah dengan orang yang hanya MENGUASAI satu jurus"