Empat Aliran Utama Dalam Karate-Do di Jepang


Pada tahun 1477 Raja Soshin di Okinawa memberlakukan larangan pemilikan senjata bagi golongan pendekar. Tahun 1609 Kelompok Samurai Satsuma dibawah pimpinan Shimazu Iehisa masuk ke Okinawa dan tetap meneruskan larangan ini. Bahkan mereka juga menghukum orang-orang yang melanggar larangan ini. Sebagai tindak lanjut atas peraturan ini orang-orang Okinawa berlatih Okinawa-te (begitu mereka menyebutnya) dan Ryukyu Kobudo (seni senjata) secara sembunyi-sembunyi. Latihan selalu dilakukan pada malam hari untuk menghindari intaian. Tiga aliranpun muncul masing-masing memiliki ciri khas yang namanya sesuai dengan daerah asalnya, yaitu : Shurite , Nahate dan Tomarite.

Pada perkembangannya ketiga aliran tersebut menyebar ke berbagai daerah dan berkembang menjadi aliran-aliran yang baru. Namun tidak semua karate aliran-aliran baru tersebut bisa berkembang dan tersebar luas. Ada banyak aliran yang hanya dipelajari oleh kalangan tertentu dan ada beberapa diantaranya yang dapat tersebar luas, sampai keluar jepang.

Pada perkembangan berikutnya, mulai banyak perguruan didirikan, seiring dikenalnya seni beladiri Karate di daratan Jepang. Pada masa ini, organisasi perguruan Karate mulai teratur. Setidaknya, 4 perguruan besar lahir dalam masa ini, yang boleh dikata mempunyai atau membentuk aliran tersendiri, yaitu ; Goju-ryu, Shito-ryu, Shotokan, dan Wado-ryu.

Dalam masa berikutnya, mulai bermunculan perguruan-perguruan lainnya, yang kebanyakan adalah pecahan dari perguruan-perguruan sebelumnya, seperti ; Kyokushinkai, Gojukai, Wadokai, dll.

Hingga sekarang ini terdapat empat aliran utama dalam karate-do di Jepang, yaitu: Goju-ryu, Shito-ryu, Shotokan, dan Wado-ryu.
Goju-ryu dikembangkan dari Naha-te, popularitasnya terutama karena kesuksesan Kanryo Higaoma (1853-1915). Higaoma membuka dojo di Naha menggunakan delapan bentuk yang dibawanya dari China. Murid terbaiknya Chojun Miyagi (1888-1953) kemudian mendirikan Goju-ryu “metode keras lunak” pada tahun 1930. Di Goju-ryu penekanan ditujukan pada kombinasi antara teknik tangkisan lembut memutar dan serangan balasan yang cepat dan keras.

Shito-ryu
Shito-ryu didirikan oleh Kenwa Mabuni (1889-1952) pada tahun 1928 dan dipengaruhi secara langsung oleh Naha-te dan Shuri-te. Nama Shito diambil dari kombinasi karakter tulisan Jepang dari nama guru Mabuni, yaitu Ankoh Itosu dan Kanryo Higaoma. Shito-ryu banyak menggunakan “kata”, sekitar 50%, dan berkarakteristik penekanan pada penggunaan kekuatan dalam pelaksanaan latihan.

Shotokan didirikan oleh Gichin Funakhosi (1868-1957) di Tokyo pada tahun 1938. Funakoshi dianggap sebagai pendiri karate modern. Lahir di Okinawa dia mulai belajar karate dari Yasutsune Azato, salah satu ahli bela diri terbesar di Okinawa. Pada tahun 1921 Funakoshi pertama kali memperkenalkan karate di Tokyo. Pada tahun 1936, pada umur hampir mendekat 70 tahun, dia membuka dojo, yang kemudian disebut Shotokan. Shotokan Karate berkarakteristik teknik linier yang bertenaga dan cara berdiri yang kokoh.

Wado-ryu
Wado-ryu “jalan harmoni” didirikan pada tahun 1939, merupakan sistem karate yang dikembang dari jujitsu dan karate oleh Hienori Otsuka. Dia mempelajari karate dari Gichin Funakoshi. Aliran karate ini mengkombinasikan teknik pergerakan dasar dari Jujitsu dengan teknik menghindar, menekankan pada kelembutan, harmoni, dan disiplin spiritual.


(Diolah dari berbagai Sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenji Goh

"... Takutlah dengan orang yang hanya MENGUASAI satu jurus"